Penjelasan Ginjal Bocor Pada Manusia
Albuminuria atau proteinuria ialah keadaan urine atau air kencing memiliki kandungan jumlah albumin yang tidak normal. Keadaan ini disebutkan dengan ginjal bocor.
Albumin sebagai salah satunya tipe protein pada darah. Keadaan ini bukan penyakit, tapi sebagai tanda-tanda yang dapat mengisyaratkan penyakit tertentu.
Organ ginjal yang sehat tidak biarkan jumlah protein keluar kebanyakan lewat filter ginjal. Tetapi, filter yang hancur karena penyakit ginjal bisa Situs Slot membuat protein seperti albumin bocor dari darah ke urine.
Keadaan yang sering disebutkan ginjal bocor ini kerap kali sebagai tanda-tanda sakit ginjal, terlebih bila Anda alami proteinuria berat di mana urine memiliki kandungan protein sekitar 2 - 3 gr setiap hari.
Berapa umumkah albuminuria (ginjal bocor)?
Keadaan ini bisa terjadi pada pasien dengan umur berapa saja. Albuminuria bisa diatasi dengan kurangi beberapa faktor resiko. Bahas sama dokter untuk info selanjutnya.
Gejala dan tanda ginjal bocor
Umumnya pasien yang mempunyai keadaan ginjal bocor tidak memperlihatkan tanda-tanda, khususnya saat penyakit baru ada.
Tetapi, albuminuria bisa memunculkan tanda-tanda sesudah penyakitnya jadi lebih kronis, beberapa salah satunya ialah:
urinasi yang seringkali (overactive bladder),
napas sesak,
muntah dan mual,
kecapekan,
lenyapnya selera makan,
bengkak di tempat muka, perut, atau kaki dan sekitaran pergelangannya,
kram otot saat malam hari,
mata bengap, dan
urine yang berbuih.
Tanda-tanda albuminuria ini sebagai pertanda dari penyakit ginjal akut. Disamping itu, tingginya jumlah protein dalam urine akan memunculkan keadaan namanya sindrom nefrotik.
Sindrom nefrotik mengakibatkan penumpukan air pada tubuh. Kelebihan air berikut yang hendak membuat badan Anda membesar di sejumlah sisi.
Peluang ada pertanda dan tanda-tanda yang tidak disebut sebelumnya. Jika Anda mempunyai kekuatiran akan sebuah tanda-tanda tertentu, tanyakanlah sama dokter Anda.
Kapan harus kontrol ke dokter?
Anda harus kontrol ke dokter saat sudah rasakan satu atau lebih dari beragam tanda-tanda. Terlebih bila Anda mulai alami bengkak dan urine berbuih, selekasnya datangi dokter supaya memperoleh pengatasan secepat-cepatnya.
Pemicu dan factor resiko
Apa pemicu albuminuria (ginjal bocor)?
Protein dapat masuk ke urine jika ginjal tidak bekerja yang baik. Pembuluh darah dalam ginjal yang namanya glomerulus bekerja dengan memfilter produk tersisa dari darah dan jaga elemen yang dibutuhkan badan, terhitung protein.
Glomerulus akan pastikan protein dan sel darah yang semakin besar tidak masuk ke urine. Bila ada yang masuk juga sisi tubulus ginjal akan tangkap kembali protein itu dan menyimpan pada tubuh.
Tetapi saat ke-2 nya alami masalah atau bila ada beban protein terlalu berlebih, protein ini akan turut mengucur dalam urine hingga muncul keadaan albuminuria.
Disamping itu, ada batu aliran kemih bisa juga mengakibatkan proteinuria.
Tidak cuman penyakit yang terkait dengan ginjal, penyakit ini dapat disebabkan karena keadaan kesehatan yang berjalan sementara seperti dehidrasi, infeksi, dan tekanan darah rendah.
Olahraga yang terlampau intensif, depresi, penggunaan obat aspirin, dan paparan pada dingin ialah pemicu yang lain kemungkinan dapat memunculkan berlangsungnya albuminuria.
Apa yang tingkatkan resiko terserang keadaan ini?
Ada faktor-faktor yang dapat membuat Anda lebih beresiko terserang ginjal bocor. Dua keadaan yang tersering jadi pemicunya yakni penyakit diabetes dan tekanan darah tinggi (hipertensi).
Tipe lain dari penyakit ginjal yang tidak berkaitan dengan diabetes atau tekanan darah tinggi dapat mengakibatkan protein bocor ke urine.
Factor resiko yang lain mencakup:
kegemukan,
umur di atas 65, dan
kisah keluarga pada penyakit ginjal.
Sebagian orang mempunyai semakin banyak protein dalam urine saat berdiri dibanding saat tiduran. Keadaan ini disebutkan orthostatic proteinuria.
Ada pula beragam keadaan yang ikut memacu kenaikan kandungan protein dalam urine, mencakup:
penyakit autoimun,
kanker sel plasma (multiple myeloma),
penyakit jantung,
infeksi ginjal kronis,
preeklampsia, kompleksitas berbentuk tekanan darah tinggi pada ibu hamil,
hemolisis intravaskular atau perusakan sel darah merah dan pelepasan hemoglobin dalam saluran darah, dan
kanker ginjal.
Analisis
Albuminuria bisa terdeteksi dengan test urine. Anda tidak membutuhkan penyiapan khusus untuk melakukan. Bahkan juga test ini bisa juga dilaksanakan di dalam rumah, ikuti perintah yang diberi oleh dokter.
Test dipstick
Test simpel yakni test urine dengan memakai dipstick (strip plastik kecil dengan kertas tanda) yang bisa mengetahui jumlah protein yang paling kecil. Nanti bila ada kebanyakan zat yang terdapat dalam urine, sisi ujungnya akan berbeda warna.
Karena protein dalam urine cuman dapat bertahan sementara, test ini harus dilaksanakan dengan teratur untuk tentukan apa Anda betul-betul alami permasalahan pada ginjal.
Test dipstick benar-benar peka, tetapi tidak dapat betul-betul pastikan ada keadaan albuminuria. Karena, test ini tidak bisa menghitung dengan tepat berapa banyak protein albumin dalam urine.
Untuk memperoleh pengukur yang pas, urine harus dicheck di laboratorium. Saat hasilnya belum memberikan keyakinan, tersisa urine dicheck di bawah mikroskop.
Dari penilaian itu, dokter akan ketahui beberapa zat yang semestinya tidak ada pada urine, seperti sel darah merah dan putih, bakteri, atau kristal yang dapat tumbuh jadi batu ginjal.
1x hasil test urine yang positif memiliki kandungan protein tidak dapat tentukan apa Anda betul-betul alami penyakit ginjal. Tetapi bila hasil masih tetap positif tiap Anda lakukan testnya, karena itu kemungkinan besar ginjal alami permasalahan.
Test kandungan albumin dan kreatinin
Test ini dilaksanakan untuk memperlihatkan berapa banyak kandungan protein albumin dan kreatinin yang sudah dikeluarkan di dalam 24 jam pada urine. Kreatinin ialah produk sampah yang sudah disaring di ginjal lalu dikeluarkan dengan mengucurnya urine.
Albumin-to-creatinine ratio (ACR) disebutkan tinggi jika hasilnya di atas 30, ini memperlihatkan ada peluang proteinuria. Makin tinggi tingkatnya, akan makin beresiko juga efeknya.
ACR yang sekitar di antara 3 - 30 umumnya tidak membutuhkan perlakuan, tapi pasien perlu lakukan pengecekan tiap tahun. Sementara ACR yang kurang dari 3 mg/mmol tidak membutuhkan perlakuan selanjutnya.
Pengecekan selanjutnya
Jika ACR tinggi, dokter akan menyaksikan kisah kesehatan pasien dan keluarganya, lalu lakukan pengecekan ginjal selanjutnya. Pengecekan itu dapat mencakup:
Test darah. Test darah dilaksanakan untuk menghitung kandungan kreatinin, protein, dan memprediksi pergerakan penyaringan glomerulus. Test ini dapat menjadi deskripsi atas berapa baik ginjal Anda bekerja.
Test penyekenan. Test seperti CT scan atau ultrasounds bisa memperlihatkan gambar ginjal yang hendak menolong dokter mendapati permasalahan didalamnya.
Elektroforesis protein urine. Dokter akan menyaksikan tipe protein tertentu dalam contoh urine yang dapat memberikan indikasi satu penyakit.
Test darah imunoterapi. Test mempunyai tujuan untuk mendapati protein namanya imunoglobulin yang disebut anti-bodi pelawan infeksi pada darah.
Biopsi ginjal. Proses ini mengikutsertakan pengangkatan sejumlah kecil organ ginjal. Nanti contoh ini akan dicheck di bawah mikroskop.
Penyembuhan ginjal bocor
Albuminuria bukan penyakit yang detil, hingga perawatan bergantung pada analisis dan pengatasan pemicu. Biasanya, bila proteinuria yang dialami condong normal, Anda tidak membutuhkan perawatan.
Lain kembali jika keadaan disebabkan karena penyakit ginjal, perawatan klinis yang pas penting dilaksanakan. Penyakit ginjal akut yang tidak ditangani bisa mengakibatkan tidak berhasil ginjal.
Beberapa obat terkadang diberi, khususnya ke orang dengan diabetes dan/atau tekanan darah tinggi. Obat bisa berasal dari 2 kelas obat, yakni ACE (angiotensin-converting enzyme) inhibitors dan ARB (angiotensin receptor blockers).
Dua tipe obat itu sebetulnya semakin banyak dipakai untuk menolong turunkan tekanan darah. Tetapi pada pasien yang alami albuminuria, obat ini dapat menolong membuat perlindungan ginjal dari kerusakan.
Perawatan yang tepat-terutama pada pasien dengan penyakit akut seperti diabetes dan tekanan darah tinggi-penting dilaksanakan untuk menahan kerusakan ginjal progresif yang mengakibatkan munculnya keadaan albuminuria.
Pada pasien dengan diabetes dan tekanan darah tinggi, pasien yang alami albuminuria harus juga mengatur kandungan gula darah.
Disamping itu, pasien diabetes wajib melakukan test pergerakan penyaringan glomerulus (GFR) tiap tahunnya. Bila ada permasalahan pada ginjal, pasien akan ditunjuk ke nephrologist, dokter yang berspesialisasi dalam sektor penyakit ginjal.
Dan bila albuminuria terjadi pada ibu hamil yang mempunyai preeklamsia, keadaannya agar lebih dipantau. Untungnya, umumnya albuminuria akan pulih sendiri sesudah bayinya lahir.
Walaupun bila pasien tidak mempunyai penyakit lain seperti diabetes, permasalahan tekanan darah, atau keadaan lain, obat tekanan darah mungkin akan diresepkan untuk menahan kerusakan ginjal.
Penyembuhan albuminuria di dalam rumah
Karena keadaan ini dapat disebabkan karena penyakit yang Anda penderitaan, karena itu Anda wajib melakukan perawatan yang mempunyai tujuan untuk menjauhi dari beberapa hal sebagai penyebab tanda-tandanya.
Tetapi, biasanya Anda wajib melakukan beragam peralihan, khususnya pada skema makan Anda. Berikut ini langkah yang bisa menolong Anda menangani albuminuria.
Bila Anda mempunyai keadaan penyimpanan air yang mengakibatkan albuminuria, awasi jumlah konsumsi garam dengan air pada skema makan harian. Natrium dalam garam tingkatkan penekanan kapiler glomerulus yang membuat kerjanya jadi terusik.
Bila Anda mempunyai tekanan darah tinggi, turunkan garam pada makanan, dan kontrol pola makan secara baik.
Jaga berat badan Anda masih tetap pada angka yang sehat. Kegemukan (kegemukan) seringkali jadi penyebab akan munculnya beragam permasalahan kesehatan, tidak kecuali untuk kesehatan ginjal dan mekanisme urinasi Anda. Selainnya konsumsi makanan sehat, buatlah badan Anda jadi lebih aktif dengan olahraga atau kegiatan fisik yang lain.
Jika ada pertanyaan, tanyakanlah sama dokter untuk jalan keluar terbaik permasalahan Anda.
0 Comments